2009/05/21

Malunya ikut tes memperoleh SIM di Jepang

Sengaja kali ini aku membuat tulisan dengan bahasa Indonesia karena agak malu juga diriku bercerita tentang keburukan administrasi di negara sendiri.

Tanggal 18 Mei 2009 minggu lalu, aku pergi ke Menkyo Senta (kantor satlantas Jepang) untuk mengajukan permintaan penukaran unten menkyo (surat ijin mengemudi alias SIM) mobil dari SIM Indonesia menjadi SIM Jepang. Sebenarnya SIM Internasional dari beberapa negara diakui oleh satlantas Jepang, tetapi sayangnya SIM internasional dari Indonesia termasuk diantara SIM internasional yang tidak diakui, sehingga bagi pemilik SIM luar Jepang (tapi tak diakui) yang ingin mengendarai mobil/motor > 50cc mau tidak mau harus tukar SIM menjadi SIM Jepang. Bagi yang ingin tahu lebih jauh tentang pengalaman sulitnya memperoleh SIM di Jepang boleh membaca cerita mas Iwan diblog bawah ini:
Susahnya nyari SIM di Jepang


Tes bagi orang asing yang ingin menukar SIM meliputi 4 tahap yaitu wawancara, tes kesehatan (mata dan buta warna), tes tulis peraturan lalu lintas dan tes praktek. Tadinya tahap tes yang paling kukhawatirkan adalah tes praktek menyetir mobil yang kudengar dari pengalaman beberapa kenalan cukup sulit untuk langsung lulus sekali praktek. Ternyata aku malah langsung mendapatkan cobaan diawal yaitu pada saat wawancara.

Karena aku sudah memperoleh SIM motor gentsuki (baca tulisanku disini), petugas pewawancara meminta SIM motor Jepang plus SIM C (untuk motor dari Indonesia) asli untuk menyertai SIM A yang sudah kuserahkan sebelumnya. Disinilah letak permasalahannya dimulai. Dua SIM yang kumiliki ternyata menyimpan masalah yang sangat serius jika anda berada di Jepang. Silahkan bandingkan SIM A dan SIM C milikku dibawah ini:





Coba perhatikan data yang ditunjukkan dengan panah merah! Orang yang memiliki nama sama, alamat sama, foto sama, sidik jari sama, tanda tangan sama, diambil pada hari yang sama, dikantor satlantas yang sama, dengan cap dan tanda tangan Dirlantas yang sama, tapi ada dua data remeh yang berbeda dan membuat curiga polisi Jepang.
Data pada SIM A
Tinggi: 173 cm
Pekerjaan: Swasta

Data pada SIM C
Tinggi: 165 cm
Pekerjaan: Pelajar/Mahasiswa

Kalau anda polisi Jepang dan bertugas sebagai pewawancara bagi pemohon SIM Jepang, apakah tanggapan anda? Menganggap pemohon sebagai penipu? Menganggap negara asal si pemohon nggak benar ngurus administrasi? Atau menganggap satlantas negara si pemohon tukang kibul? Setengah bercanda (atau mengejek) beliau bertanya bagaimana cara tinggi badanku bisa bertambah 8 sentimeter dalam waktu satu hari. Hahahaha....

Untungnya walaupun si petugas galak dan aku habis diomelin sampai malu nggak bisa ngomong, dia tetap saja mengijinkan aku ikut tes tulis. Tetapi sebelum itu, aku tetap diwawancara secara detail tentang proses aku mengambil SIM di Indonesia dari cara daftar, ujian tulisnya berapa soal, bahan ujian tulis, hingga tes praktek. Untungnya aku pernah ikut ujian yang sebenarnya sampai tak lulus beberapa kali sebelum akhirnya terpaksa nembak..... uppssss....



Setelah diwawancara, aku ikut ujian tulis dan berhasil lolos untuk mengikuti ujian praktek mengendarai mobil. Ada 4 rute yang tersedia dan aku memperoleh bagian ujian di rute nomor 4. Sayangnya di ujian praktek aku harus mengakui kalau aku gagal. 3 orang yang ikut tes hari itu (2 orang lainnya adalah orang Brazil yang ikut sekolah menyetir) semuanya gagal dan diharuskan mengkuti ujian praktek lagi minggu yang akan datang. Sebelum dibubarkan, si petugas galak itu kembali menguliahi kami kembali tentang betapa menyetir mobil di Jepang sama saja dengan mempertaruhkan nyawa diri sendiri dan juga nyawa orang lain. Karena itu sebelum mengikuti ujian praktek diminggu yang akan datang, beliau menekankan agar kami belajar peraturan negara Jepang dalam berkendara di jalan. Toh kalau gagal lagi, yang rugi waktu dan uang adalah kami sendiri.

2009/05/03

Hamamatsu Matsuri


I won’t write a lot in this posting, just upload some pictures that I took from central Hamamatsu to show you about Hamamatsu Matsuri (まつりor Festival). Actually the main event in Hamamatsu Matsuri is the three days kite festival (3rd, 4th and 5th May) where every 町 (Chou/Machi or town) in Hamamatsu city will send their representative group to fight each other through their kite in the sky until the supreme one kite flying unmatched.
A group from Tenmachou - 天馬町 during preparation

A group from Chitosechou - 千歳町 during preparation

The kite event performed during the day until afternoon and it will followed by parade of 御殿屋台 - Goten Yatai (A cart which is decorated beautifully) from every Chou/Machi in Hamamatsu at night. Every Goten Yatai accompanied by the Chou/Machi’s representative group (Gumi – 組) who carrying the Goten Yatai cart when the younger female playing Japanese traditional music by drumming a small drum or even taiko (big drum) and playing flute and shamisen (Japanese three string guitar) inside the cart.

Goten Yatai Parade during Hamamatsu Matsuri

I wonder what was that man doing on the top of Goten Yatai during parade?

Wait for a moment and take a rest a while before pull/push the cart again

Young girls inside Goten Yatai in white costum playing drum and shamisen

Sorry, I can't clearly read the letter that written on the lampion. It is their town's name.

Representative group from Tamachi - 田町