2008/11/25

Remembering Good Old Day Part 1

When I live in Fujinomiya, I have several friend to share my hobbies including music and playing Guitar. There is one guy called Jerick Esguerra from Philipine who can sing very well and attracted me so much when he was singing Mr. Children's song titled "Sign".



After that, we were both asked by sensei to fill an event at school and guess what, since that day the duo guitar was formed.
All of songs that we performed are Japanese songs like Robinson from Spitz, Love Song from Luna Sea, and I Love You from Mr. Children or Funny Bunny from The Pillows.



Too bad, after graduated we were separated each other. He continued his education to Nichidai aka Nihon University and I arrive in Hamamatsu to take my master degree. Well, live goes on. Maybe some other time we can meet and play together again.

You can watch our performance by these links below:
Song title: Funny Bunny

Song title: and I Love You

2008/11/17

Techno Fiesta di Kampus Hamamatsu

Musim gugur sudah tiba dan Shizuoka Daigaku Matsuri direncanakan akan diadakan pada bulan November, tepatnya pada hari sabtu dan minggu, 8 dan 9 November 2008. Tema yang diluncurkan kali ini adalah pesta teknologi, maklumlah kampus Hamamatsu dikenal sebagai Kougakubu alias Fakultas Teknik.


Dua hari Techno Fiesta diadakan, dua hari pula hujan turun menambah dinginnya udara musim gugur. Walaupun demikian cuaca tidak mengurangi minat masyarakat datang untuk ikut meramaikan ShizuDai Matsuri. Ada bermacam-macam acara yang diselenggarakan oleh masing-masing jurusan, kelompok penelitian maupun SAKURU (kelompok ekstrakulikuler) untuk meramaikan Techno Fiesta. Berikut ini adalah tulisan tentang hal menarik yang dilihat oleh penulis.



Eksperimen dalam laboratorium
Jurusan material sains mengadakan berbagai percobaan menarik untuk menarik minat anak-anak terhadap ilmu sains khususnya material.



Ada kelompok penelitian yang mengadakan acara membuat gambar warna-warni bagaikan sablon dengan senyawa polimer diatas kain. Acara ini ramai dikunjungi anak-anak yang ingin membuat gambar tokoh anime seperti Doraemon hingga Ponyo. Demi keamanan, semua anak-anak diwajibkan memakai jas lab dan kaca mata pelindung.



Kelompok peneliti lain menyelenggarakan percobaan membuat slime dari campuran Polivinyl Alcohol (PVA) dan Borax. Campuran ini dibuat berwarna warni sesuai dengan selera anak-anak yang membuatnya.


Adapula yang membuat hiasan dan gantung kunci dengan menggunakan perbedaan sifat logam dan kaca terhadap suhu tinggi. Diatas logam tembaga dibubuhi oleh serbuk gelas dengan pilihan gambar tertentu, kemudian dibakar dalam tungku hingga 850 derajat celcius dimana serbuk gelas meleleh mengikuti alur tembaga yang mulai melengkung dipengaruhi oleh tingginya temperature.


Yang membuat saya kagum adalah anak-anak yang rata-rata berusia 7 hingga 12 tahun itu banyak bertanya pada mahasiswa-mahasiswi yang membimbing mereka mengadakan percobaan. Bahkan adapula yang menanyakan pertanyaan yang cukup kritis kalau melihat usia mereka yang masih kecil.


Mereka bebas bertanya pada mahasiswa yang lebih tua tanpa sungkan ataupun dilarang oleh orangtua mereka, dan yang ditanya juga berusaha menjawab walaupun kadang-kadang ada pertanyaan yang tidak masuk akal. Maklumlah anak-anak. Saya berharap perguruan tinggi di Indonesia juga dapat melaksanakan acara serupa dengan mengundang anak-anak turut terlibat dalam eksperimen yang menyenangkan supaya mereka menjadi tertarik untuk belajar khususnya ilmu pengetahuan alam.

Selain itu juga diluar berjejer kios-kios yang menjajakan makanan khas matsuri (festival). Walaupun cuaca kurang bersahabat, para pengunjung tetap berkeliaran dengan menggunakan payung.


Kelompok ekstrakulikuler yang berorientasi dance menyelenggarakan tari-tarian dari tari tradisional, modern hingga yang khas dengan matsuri. Yang paling menarik adalah tarian kelompok MORNING MUSUKO yang memparodikan klip video grup girlband terkenal Morning Musume. Musume berarti anak perempuan dan Musuko berarti anak lelaki, sudah barang tentu para anggota Morning Musuko adalah mahasiswa pria yang berdandan manis dan cute ala Morning Musume. Sayangnya akibat terlalu asyik tertawa menonton Morning Musuko bernyanyi lip sing sambil nge-dance ala Morning Musume, saya lupa mengambil gambar buat kenang-kenangan.


Terakhir, yang menarik minat saya adalah panggung band mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ekstrakulikuler musik. Sungguh tak disangka kalau kemampuan bermusik mereka sudah cukup baik dan mampu memainkan lagu-lagu musisi professional dengan baik. Bukan hanya cover band saja melainkan juga original band yang membawakan lagu ciptaan mereka sendiri. Menurut kabar salah satu dari band original ini akan membuat album indies (saya lupa nama grup ini, kalau ingat saya pasti tak akan ragu membeli album mereka).


Sedangkan cover band (band yang membawakan lagu musisi terkenal) yang paling menarik adalah “Soko-soko Dynamic“ yang merupakan cover band grup terkenal Tokyo Jihen. Walaupun ada beberapa cover band lain seperti Led Zeppelin, The Yellow Monkey, Sambo Master hingga X Japan, Soko-soko Dynamic benar-benar mencuri perhatian saya. Saya merasakan seakan-akan Tokyo Jihen sedang tampil LIVE didepan tanpa menyadari kalau didepan saya hanyalah anak-anak S1 tingkat empat yang akan lulus tahun depan.

Hujan berhenti turun ketika waktu menunjukkan pukul 3 sore. Jam 5 sore langit sudah berbuah menjadi gelap, maklumlah dimusim gugur waktu siang mulai lebih pendek dari pada waktu malam.

2008/11/01

Akademi Pachinko

Apa? Ada sekolah pachinko di Jepang? Begitulah kira-kira kesan pertama saya pada saat membaca berita di sebuah media cetak di Jepang. Walaupun memang pachinko merupakan sebuah industri raksasa di Jepang yang banyak menghasilkan uang, tetapi untuk urusan sekolah pachinko masih merupakan hal yang baru bagi saya. Mungkin karena saya menganggap pachinko sebagai arena judi yang tidak termasuk kategori untuk dipelajari di sekolah.

Bagi anda yang masih bingung dengan istilah pachinko itu seperti apa, anda bisa mencari infonya di Wikipedia. Singkatnya pachinko adalah sebuah permainan yang menggunakan mesin yang disebut pachinko parlor yang didesain seperti gabungan antara mesin slot dan pinball. Pachinko ini banyak ditemui di Jepang dan Taiwan, tetapi mungkin sulit ditemukan diluar kedua negara tersebut.

Suasana dalam pachinko dengan para pengunjung

Kembali ke masalah akademi pachinko, para murid yang belajar di sekolah ini berkisar antara 19 hingga 25 tahun dengan tidak menutup kemungkinan bagi para pekerja didunia bisnis pachinko yang ingin menambah ilmu untuk ikut belajar. Pelajaran yang diberikan mulai dari sistim dasar kerja mesin pachinko parlor, program animasi permainan, hingga marketing dan manajemen industri pachinko. Malah sekolah ini dilengkapi dengan laboratorium pachinko yang didesain mirip dengan suasana pachinko lengkap dengan mesin pachinko yang diatur berderet. Menurut kepala sekolah G&E Bussines School, sebuah akademi pachinko yang berdiri sejak 2006, kebanyakan lulusan sekolah mereka bekerja di pabrik pembuat mesin pachinko besar seperti Sankyo, Maruhan dan Sammy juga sebagai staff pengiklanan dan marketing di perusahaan pachinko.


Para siswa di laboratorium pelatihan akademi pachinko

Bisnis pachinko memang menggiurkan bagi para pengusaha di Jepang, mengingat jumlah para pengunjung yang menghabiskan uangnya di pachinko relatif besar. Apalagi jika melihat prosedur pendirian pachinko yang tidak terlalu rumit, asalkan sudah berjarak lebih dari 50 meter dari sekolah dan rumah sakit sebuah pachinko dapat didirikan. Untuk membayangkan betapa berlimpahnya uang bisnis pachinko, presiden direktur Sankyo dan Maruhan masing-masing masuk sebagai 40 besar daftar orang terkaya di Jepang oleh majalah Forbes.

Hanya saja perlu diingat, bisnis pachinko sulit sekali untuk bisa dilepaskan dari aktifitas Yakuza, gangster Jepang. Asal tahu saja, Yakuza berusaha untuk meninggalkan bisnis illegal dan memasuki berbagai area bisnis yang ditetapkan legal oleh pemerintah Jepang termasuk bisnis pachinko dan bisnis pertanahan. Memang pachinko merupakan bisnis yang sah, tapi bersaing dengan Yakuza juga merupakan suatu bisnis yang cukup menakutkan bagi para pengusaha.

Melihat betapa banyak limpahan Yen (uang Jepang) dan ikut campurnya gangster dalam bisnis pachinko, entah sampai kapan akademi pachinko ini bisa bertahan. Mungkin cuma fenomena sementara atau malah menjadi bisnis pelatihan baru? Paling tidak ada sebuah sekolah pelatihan dengan genre yang berbeda dengan akademi biasa.