Cap bulat merah bertanggal menandakan karcis telah dipakai 1 kali pada tanggal tertulis.
Walaupun arti nama karcis sangat spesifik, kenyataannya yang memakai karcis ini adalah orang yang berumur beragam. Mengapa? Karena karcis tersebut sangat murah untuk perjalanan memakai kereta listrik milik JR (ingat: hanya untuk pengguna kereta listrik JR) keseluruh pelosok penjuru Jepang. Satu tiket Seishun Juuhachi Kippu dibeli dengan harga 11.500 yen untuk dipakai sebanyak 5 kali. 1 kali pemakaian akan di cap dengan stempel petugas stasiun kereta beserta tanggal pemakaian dan selama tanggal yang tertera di karcis, anda bebas pergi kemana saja dengan menggunakan kereta listrik milik JR. Anda bisa bayangkan, 1 hari anda bisa keluyuran keliling Jepang dengan tujuan kemana saja hanya dengan membayar kira-kira 2300 yen saja. Memang bepergian dengan kereta listrik jauh lebih lambat dari pada naik shinkansen (kereta peluru), tapi biaya yang dikeluarkan sangat murah.
Atraksi topeng monyet ada juga di Jepang, malah ini dibawah kaki Tokyo Tower
Karena sudah kepalang digunakan ke Tokyo dan aku jarang jalan-jalan keliling Tokyo, aku menggunakannya untuk pergi keliling Tokyo selama 1 hari penuh (tentu saja setelah selesai mengikuti jadwal setsumeikai di siang hari). Aku mengunjungi Tokyo Tower, Akihabara, Harajuku hingga Shibuya.
Takeshita dori di depan stasiun Harajuku, tempat jualan aksesoris unik buat anak muda. Ramai banget.
Yoyogi Gymnasium. Sering dipakai buat konser musik.
Tokyo Tower tentu terkenal dengan Tokyo Tower-nya dan disini aku sempat nonton pertunjukan topeng monyet di bawah kaki tiang Tokyo Tower-nya. Akihabara terkenal dengan pusat belanja elektronik, anime dan pernak pernik otaku-nya. Lalu Harajuku yang dikenal dengan Harajuku fashion style yang dipakai orang-orang mudanya lalu lalang di hari minggu (sayang aku pergi kesana pada hari sabtu). Selain itu juga di Harajuku aku mengunjungi Takeshita Dori (Jalan Takeshita), sebuah jalan pedestrian yang disepanjang jalan menjual pernak-pernik fashion dari yang unik dan cute hingga yang rada underground, Gothic Lolita, Punk dan Visual Kei. Tak lupa aku mengunjungi Yoyogi Gymnasium, salah satu tempat L'arc en Ciel menyelenggarakan konser Theater of Kiss. Di Shibuya aku cuma membayangkan bagaimana menjadi Bill Murray yang bingung ditengah keramaian sekitar penyeberangan jalan depan stasiun Shibuya dalam film Lost in Translation.
Shibuya scramble crossing
Salah satu spot di Shibuya
Lumayan capek dan kaki pegal, tapi menyenangkan juga walaupun tetap saja lokasi jalan-jalan favoritku ada di kota kuno Kyoto. Semakin lama tinggal di Jepang, aku lebih tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat kuno dibandingkan lokasi modern penuh gedung. Sekedar info, seluruh foto dijepret dengan menggunakan telepon selularku Casio Exilim W53CA dengan kamera 5.1 Megapixels.
Ini dia coklat yang bakalan dikasih pada White Day
O iya, untuk menyambung postingan Valentine’s Day, aku mau nggak mau beli coklat balasan yang bakalan di kasih pada cewek bersangkutan di hari White Day nanti tanggal 14 Maret 2009. Nggak ketemu coklat ayam ataupun wafer coklat superman, terpaksa beli coklat Jepang.
5 komentar:
suka nampang juga ternyata. foto diri nggak lupa hehehe.
@krismariana
Harusnya pas hari itu aku foto jg suasana Akihabara tanpa makhluk gaijin ikutan nampang. Karena cuma itu foto Akihabara yg dijepret. Terpaksa.... (pasrah mode: ON)
Mikak, la macam urang Jepang benar boi, o rupenye mikak kulia S2 ye di Jepun, selamat lah semoga sukses kawan dalam study nye dan semoga cepat dapat kerje pula di Jepang sana.
Aku sengaje singgah di blog mikak, idang ngenang kan kawan nok la lama dak ketemu, masalahnye kan sebile agik kite dapat ketemu ye.
Jadi mikak rajin contact2 kan Ony ye, kiape kabar kawan kite sikok itu.
Oke lah boi semoga sukses aja di negeri rantau.
Salam,
Mente
wah ternyata mas yusahrizal lagi s2 di jepang ya? saya taun lalu sempet kesana buat semacam pertukaran budaya, pas ke tokyo saya juga sempet ke shibuya dan akihabara. ngeliat foto2nya jadi pengen kesana lagi hahaha apalagi yang di takeshita dori, saya masih inget banget palang bunganya (bunga bukan ya) hahaha smoga sukses aja deh
@yudiherdadi
(buat yg lain, sori kalau pake bhs melayu belitung)
Tika2 aku juak renyek nak ketemu kan begalor kan biak2. sebile2 mun aku balik mun ade rejeki kite ketemu ye.
@Fariz
Tanda Takeshita dori itu memang kayak bunga, tapi mungkin jg kayak mata dan bulu matanya. Nggak tau persis tuh. Sekarang banyak orang negro nongkrong jualan baju gombrong plus pernak-pernik cincin, kalung, dll(kayak pasar tanah abang)
Posting Komentar