2009/02/14

Valentine's Day, pengalaman pertama di Jepang

Postingan hari ini bertepatan dengan Valentine’s day yang dirayakan oleh orang-orang yang butuh kasih saying dicurahkan hanya untuk satu hari saja dalam setahun, yaitu tanggal 14 Februari. Saya sendiri cukup malas untuk membahas penting atau tidaknya merayakan atau menolak merayakan Valentine’s day, toh sudah cukup banyak yang membahas pro-kontra Valentine’s day. Lagi pula saya termasuk yang berdiri di tengah, tidak tertarik merayakan tapi juga ogah menghalangi orang yang mau merayakannya.


Sebuah Giri Choko. Tertulis dengan huruf katakana dan hiragana, "Andori san"

Yang membuat saya menulis postingan seperti ini adalah pada hari H di laboratorium penelitianku, 3 mahasiswi S1 tahun ke empat masing-masing membuat kue kering cokelat kecil untuk diberikan ada seluruh cowok di lab.yang berjumlah 22 orang. Dengan begini diperlihatkan bahwa cewek-cewek muda di Jepang bukan hanya memberikan kue untuk kekasih hati saja, tetapi juga untuk teman-teman cowoknya (dalam artian bukan pacar). Cokelat seperti ini umumnya disebut Giri Choko (義理チョコ) yang berarti cokelat kewajiban. Kata mereka sih cokelat untuk kekasih hati, lain lagi bentuk cokelatnya. Baru tahu kalau Valentine’s day di Jepang agak berbeda tipenya.

Yang bikin bingung ketika Iwasaki-san bilang kepadaku bahwa pada tanggal 14 Maret tepat satu bulan setelah Valentine’s day, cowok-cowok yang mendapat cokelat diwajibkan membalas balik pemberian cokelat cewek-cewek itu pada hari yang hanya dikenal di Jepang sebagai White Day. Jadi bingung mau ngasih apa. Ada yang punya ide bagus?

NB. Cokelat pemberian balasan ini juga berbentuk Giri Choko, kecuali kalau anda “punya hati” dipersilahkan memberikan cokelat yang special.

12 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam

Apakah Valentine’s Day bertentangan dengan ajaran Islam ?

begitu banyak yang pro ataupun kontra.
pa kita mesti menyangkal hari kasih sayang??
Disini aku mengartikan bahwa tanggal 14 Februari bukan untuk memperingati St. Valentine sebagai seorang pendeta Nasrani. Tapi sebagai hari kasih sayang, dan kita tidak perlu menentang arus budaya yang masuk, tapi sebaiknya pergunakan budaya yang masuk tersebut sebagai alat baru untuk berdakwah. Kita tinggal merubah cara pandang dan, mengajak untuk menegakkan dua kalimat Syahadat “Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh”. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Dzat Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah Rasul /utusan Allah.


Salam, Khrisna
www.manusiajawa.co.cc
www.kampungjawa.co.cc

AndoRyu mengatakan...

@Khrisna
Pertama, saya sendiri malas berdiskusi ttg pro-kontra valentine's day karena sudah banyak blog yg membahasnya (termasuk blog anda tentunya). Yang saya bahas disini adalah penyerapan perayaan valentine's day kedalam budaya Jepang. Orang Jepang murni melihat valentine's day lwt kacamata sosial budaya, bukan kepercayaan. Asal tahu saja kalau orang Jepang sebagian besar atheis atau paling tidak agnostik.

Mengenai cerita St. valentine, itu hanya satu dari sekian banyak versi romantisasi sejarah dijadikannya tanggal 14 februari sbg hari valentine. Ada cerita versi lain ttg Valentino si romeo tanpa tanding. Ada juga versi cerita tanggal tsb adalah hari pernikahan dewa Yunani kuno Zeus dan dewi Hera. Macem2 deh pokoknya, hanya saja Gereja Katolik menetapkan hari tsb sbg peringatan kematian seorang pendeta. Alasan pemilihannya gampang koq, karena pendeta tsb mati sbg martir. Mosok gereja katolik memilih penetapan hari valentine demi kematian seorang buaya darat atau hari perkawinan Tuhan paganisme sih? Khan nggak lucu.

Lagipula saya jadi kepengen tahu, gereja katolik mana sih yang merayakan hari valentine dengan misa besar-besaran atau melakukan upacara keagamaan demi memperingati valentine's day. Menurutku sih, jaman sekarang yang namanya valentine's day banyak dilihat orang lewat kacamata bisnis. Lihatlah betapa lebarnya senyuman pengusaha kue cokelat atau wajah sumringah penjual bunga dan pernak-pernik "cinta-cinta'an".

Tapi bagaimanapun terima kasih telah berkunjung dan kasih komentar.

Dan sekali lagi saya tekankan kalau postingan ini lebih mengarah ke topik sosial budaya, bukan pro-kontra valentine's day.

Siska Lestari Apriani mengatakan...

Hehe, lain padang lain ilalang, lain negara lain lagi palentinnya ya. White day kasih coklat jago aja, khas Indonesia :D
Salam kenal ya, makasih dah mampir di blog orok saya.
Btw, ni beneran nyasar ke jepun ? Nyasar kok gak buruan cari jalan pulang, haha

AndoRyu mengatakan...

@Siska Lestari Apriani
Tadinya malah mau ngasih wafer cokelat superman. Masih ada nggak yah? hahahaha.....
btw, nyasarnya ke-enakan. Jadi lupa mau nyari jalan pulang. Beginilah kalau sudah menemukan kenikmatan jadi orang nyasar.

krismariana widyaningsih mengatakan...

dikasih duit aja, salam tempel. hehehe. boleh apa nggak tuh?

AndoRyu mengatakan...

@krismariana
Kalau mau ngasih duit pas tahun baru tuh dalam bentuk angpau, bukan valentine. Lagian cuma terima Yen, US Dollar dan Euro doang. Rupiah mah nggak laku :P

Oni Suryaman mengatakan...

soal st. valentin. sudah beberapa lama gereja menghapus perayaan st. valentin dari daftar perayaan gereja. ada tidaknya orang ini juga dipertanyakan. intinya, gak ada lagi gereja yang merayakan hari valentin di tanggal 14 februari.

bagi yang gak suka ngerayakan, ya gak usah. yang suka ya silakan. kalau saya sih merayakannya setiap hari dengan coklat silverqueen aja.

an, itu kan white day... kasih coklat putih aja... kalau aku sih punya merek favorit, coklat jerman rittersport. http://www.ritter-sport.com disini gampang diperoleh. gak tau di jepang. coklat putihnya, alias milk chocolate-nya enak banget, meleleh di mulut.

atau kasih coklat ayam, khas dari indonesia, ha..ha...

Anonim mengatakan...

wah, lagi sibuk sekarang ya? Postingan terakhir pas Valentine...hehe...

AndoRyu mengatakan...

@Oni
Hehehe, kalau silverqueen dimakan sendiri sih namanya kasih dan sayan pada diri sendiri. Itu sih bukan tiap tahun, tapi tiap detik.

Ngomong soal white day, sebenarnya sih awalnya cuma strategi bisnis pengusaha dalam rangka memanfaatkan momen valentine. Lama2 malah jadi tradisi (yg menghasilkan uang) yang dilakukan tiap tahun.
Coklat ayam rasanya pahit dan kurang enak, mendingan wafer coklat superman (kirimin dong kalau masih eksis :P ). Ntar dicari deh coklat jermannya (buat makan sendiri hahaha...)

@Indon
Iya nih. Dikejar2 profesor soal data penelitian. Lagian tengah sibuk ikutan ngelamar kerja disana-sini. Film yg udah dikumpulin buat ditonton aja terbengkalai. Ntar deh kalau ada ide (ini sih banyak) dan waktu bakalan posting lagi.

Anonim mengatakan...

Wafer coklat Suiperman ?
Wah..itu sepertinya wafer coklat zaman baheula banget, ya ? he..he..

AndoRyu mengatakan...

@Putri. Emang coklat ayam dan wafer coklat superman paling ngetop pas tahun 80-an sampai awal 90-an. Gak tau skrg, masih ada nggak yah? Jadi inget dulu masih kecil sama ompung ngerengek minta dibeliin, taunya dikasih satu kardus penuh wafer coklat superman. Enek makan kebanyakan, pdhl udah dibagi sama yg lain... Hahaha...

Anonim mengatakan...

Kayaknya wafer superman udah gak ada lagi, pak...

Waktu zaman SMA sempet nemu coklat Ayam...Tapi sekarang2 ini udah gak ada lagi..

Wah, Pak Yusahrizal masa kecilnya indah banget, ya...
Wafer superman sekardus ? ck..ckkk...